Memori Hujan
Memori Hujan Hai, kenapa dada Saya merasa tertekan? Kupikir hanya pikiran dan raga yang bisa tertekan. Nyatanya dada Saya juga ikut merasakannya. Entah mengapa seketika Saya teringat dengan sosok yang kagumi dahulu kala hingga membuat Saya seperti malam ini. Dengan tenang Saya mengikuti tekanan dada Saya yang juga ada air hujan yang berada di sisi kiri teras rumah. Dan lagi-lagi muncul pertanyaan yang sama di setiap malam yang dingin ini. Ada apa dengan Saya? Hujan kali ini sungguh berarti bagi saya karena hujan ini mengingatkan Saya pada kenangan yang dulu pernah terukir. Apakah pernah Saya anggap sebagai kenangan? Kecuali kau, Saya akui iya. Memang pada dasarnya tidak terasa di hari itu, tapi sangat berdampak bagi Saya ketika melihat hujan yang konon katanya air yang dibawanya bisa membuat sebuah memori dan Saya mempercayai hal itu. Bodohkah diri Saya? Saya tidak pernah letih untuk menggali masa lalu walaupun lebih banyak hal-hal yang tidak normal bagi orang gila seperti Saya. Namun ...